(Bojonegoro,20/10)-Riuh suara penggembira acara malam itu
menimpali pembicara-pembicara ketika beraksi di pangggung. Para sesepuh
menikmati acara tahunan malam itu, mengenakan pakain abdi dalem sebagai
keharusan mereka. DI tepi-tepi sepanjang jalan area alun-alun, diberi lilin seakan menyambut pengunjung dengan cahaya atmosfer yang berbeda.
Pada tanggal itu, 19 Oktober 2015
menjadi puncak acara perayaan HUT Bojonegoro yang ke- 338 dan mengisi hari jadi
itu dengan acara Grebeg Berkah Jonegoroan di alun-alun Kota Bojonegoro. Ribuan
masyarakat ikut berpartisipasi memeriahkan puncak acara hari jadi Bojonegoro.
Sebelum acara Grebeg Berkah
dimulai, diawali dengan acara pengambilan api abadi dari khayangan api yang
sering dikenal sebagai tempat wisata mistis Jonegoroan. Api tersebut lalu
disambut, dan di kawal oleh para
kange-yune untuk di semayamkan di Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro.
Tarian khayangan api menjadi
pembuka acara dalam menghibur tamu sebelum api abadi sampai di pendopo.
Tari-tariannya yang lincah sempat mengantarkan kelompok tersebut menjadi juara
umum Nasional.
Dalam acara Grebeg Berkah ini,
Pemkab menyiapkan 1 gunungan tumpeng raksasa, 28 gunungan hasil bumi dari 28
kecamatan dan 1000 tumpeng dari seluruh desa di kota Bojonegoro yang akan di
sajikan memeriahkan prosesi ini. Gunungan-gunungan ini sesuai adat di hanya
boleh gotong oleh perawan dan perjaka.
Prosesi Grebeg Tumpeng ini adalah
sebagai bentuk syukur atas hasil bumi dari Tuhan kepada masyarakat Bojonegoro.
Gunungan tumpeng yang berisi hasil bumi tadi pun akan di perebutkan, setelah do’a
selesai dibacakan dan sambutan Bupati Bojonegoro, Suyoto selesai. Sambutan dari
beliau yang menghibur dan tegas kian menghimbau masyarakat agar tertib dalam
mengikuti semua rangkaian acara dalam Grebeg Berkah tersebut.
Masyarakat pun akhirnya
memperebutkan hasil bumi dari gunungan tadi, berusaha mendapatkan hasil bumi
yang di anggap besar, sebagai kepercayaan agar berkah yang datang kemudian hari
akan semakin besar pula. Tumpeng tumpeng pun juga di perebutkan untuk makan
bersama. Indahnya berbagi, semua perebutan tadi di lakukan dengan suka cita dan
penuh ketertiban tanpa merugikan pihak yang lainnnya.
Senyuman penuh syukur tergambar
di setiap wajah masyarakat Bojonegoro, menikmati semua rangkaian acara grebeg
berkah sambil mendoakan Bojonegoro yang kian panjang umur, dan kokoh tak lekang
oleh waktu. (Nataniawt)
Post a Comment